Jumat, 13 April 2012

KONJUNGSI

Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.
[sunting] Perilaku sintaksis
1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.
3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat.
1. Konjungsi subordinatif waktu; sejak
2. Konjungsi subordinatif syarat; jika
3. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan
4. Konjungsi subordinatif tujuan; agar
5. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun
6. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat
7. Konjungsi subordinatif sebab; karena
8. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga
9. Konjungsi subordinatif alat; dengan
10. Konjungsi subordinatif cara; tanpa
11. Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa
12. Konjungsi subordinatif atributif; yang
13. Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan
4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendir

by Suryani Waruwu on Sep.07, 2011, under MATERI
Kata penggabung (konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan kata, frase, klausa, kalimat, atau paragraf. Konjungsi dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu konjungsi koordinatif/setara, konjungsi subordinatif/bertingkat, dan konjungsi korelatif. Akan tetapi, berdasarkan tataran bagian yang dihubungkan, kita membedakan lima jenis konjungsi, yaitu konjungsi antarkata, antarfrase, antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
a. Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa yang memiliki kedudukan yang setara. Contohnya adalah :
a. dan, menandai hubungan penambahan;
b. atau, menandai hubungan pemilihan;
c. tetapi, menandai hubungan perlawanan.
Penggunaan ketiga jenis konjungsi di atas dapat menghasilkan kalimat majemuk setara.

b. Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Penggunaan konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.
Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif :
Jenis Contoh
1. Hubungan waktu sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
2. Hubungan syarat jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
3. Hubungan pengandaian andaikan,umpamanya, seandainya, sekiranya
4. Hubungan tujuan agar, biar, supaya
5. Hubungan konsesif biarpun, meskipun, sekalipun, walau(pun),sungguhpun, kendati(pun)
6. Hubungan pemiripan seakan-akan,seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
7. Hubungan penyebaban sebab, karena, oleh karena
8. Hubungan pengakibatan (se)hingga, sampai(-sampai), maka(-nya)
9. Hubungan penjelasan bahwa
10. Hubungan cara dengan
11. Hubungan atributif yang
12. Hubungan sangkalan seakan-akan, seolah-olah
c. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa; dan hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Penggunaan konjungsi korelatif menghasilkan kalimat korelatif. Kalimat korelatif umumnya berupa kalimat majemuk.

Contoh Pemakaian
1. tidak hanya …, tetapi juga …. Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga kita harus patuh.
2. Ti dak hanya …, bahkan …. Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk bermandi-mandi di sungai itu.
3. bukannya …, melainkan …. Bukannya bibi yang menanak nasi, melainkan ibu.
4. makin …, makin …. Makin besar, pohon itu makin rimbun.
5. jangankan …, pun …. Jangankan orang lain, orang tuanya pun tidak dihormati.
6. baik …, maupun …. Baik disertai ayah, maupun disertai ibu, adik tetap tidak mau pergi.
7. demikian (rupa) …, sehingga …. Mobil itu larinya demikian cepatnya, sehingga sangat sukar untuk dipotret.
8. apa(kah) … atau …. Apa(kah) Anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus.
9. entah … entah …. Entah disetujui entah tidak, dia tetap mengusulkan gagasan itu.

d. Konjungsi antarkalimat
Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah contoh konjungsi antarkalimat.
1). menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. è biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu
Contohnya :
Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya
2). menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. è meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
Contohnya :
Mereka berbelanja ke Glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke rumah saudaranya di Ancol.

3) menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya.
è tambahan pula, lagi pula, selain itu
Contohnya :
Pak Hasyim terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap tekanan darah tinggi.
4) mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. è sebaliknya
Contohnya :
Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia melawan polisi dengan belati.
5) menyatakan keadaan yang sebenarnya. è sesungguhnya, bahwasanya
Contohnya :
Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya, masalah itu sudah diramalkan sebelumnya.
6) menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya; penegasan è malah(an), bahkan
Contohnya :
Pak Amir sudah tahu soal itu. Bahkan, dia sudah mulai menanganinya.
7) menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. è (akan) tetapi, namun
Contohnya :
Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.
8) menyatakan keekslusifan dari hal yang dinyatakan sebelumnya. è kecuali itu
Contohnya :
Alam akan studi di Timur Tengah. Kecuali itu, dia pun akan menunaikan ibadah haji
9) menyatakan konsekuensi. è dengan demikian
Contohnya :
Dia sudah tiga hari tidak sekolah. Dengan demikian, dia sudah layak untuk mendapat peringatan dari sekolah.
10) menyatakan akibat. è oleh karena itu, oleh sebab itu
Contohnya :
Sudah tiga hari Risa tidak masuk sekolah. Oleh karena itu, dia mendapat surat peringatan dari sekolah.
11) menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya. è sebelum itu
Contohnya :
Kak Baharsyah mengawali sambutannya dengan ucapan salam. Sebelum itu, mengangguk dan tersenyum kepada para penonton.

e. Konjungsi antarparagraf
Kepaduan antarparagraf dapat dilihat dari pemakaian kata yang menghubungkan paragraf-paragraf itu. Hubungan antarparagraf dapat dipererat dengan menggunakan kata penghubung (konjungsi). Paragraf yang satu dengan yang lainnya digabungkan dengan menggunakan konjungsi antarparagraf. Namun demikian, penggunaan konjungsi tersebut tidak dapat dipaksa-paksakan. Penggunaannya harus berdasarkan makna yang terkandung pada paragraf sebelumnya.

Berikut adalah contoh-contoh konjungsi yang lazim digunakan dalam hubungan antarparagraf.
a) Adapun terbongkarnya rahasia bahwa di bawah pohon itu tersimpan harta karun, bermula dari cerita Pak Kisah yang pernah menjadi pembantu raja dan turut menanam harta tersebut beberapa puluh tahun yang lalu.
b) Akan hal lamarannya menjadi salah seorang guru di Sekolah Dasar Inpres Raya ini telah kami bicarakan dalam rapat guru minggu yang lalu. Dalam waktu dekat kita akan mengetahui hasilnya: diterima atau ditolak.
c) Mengenai keinginan pemuda itu mempersunting anak gadis pak Lurah semua orang telah maklum. Yang menjadi masalah ialah apakah Pak Lurah menerimanya menjadi menantu atau tidak.
d) Dalam pada itu para pemuda desa ini menertawakan saya karena saya ingin beternak lebah dan menanam jamur. Mereka sangsi upaya dan usaha saya berhasil.
e) Alkisah maka pada masa dulu memerintahlah seorang raja yang arif bijaksana di daerah ini.
f) Arkian baginda raja yang arif bijaksana itu mempunyai tujuh orang puteri yang cantik jelita yang tidak ada bandingannya di kerajaan itu.
g) Syahdan maka pada suatu hari datanglah seorang lelaki tua yang bungkuk dan sangat mengerikan ke istana raja dan mengemukakan niat untuk melamar puteri raja menjadi istrinya.
h) Sebermula pada zaman dahulu itu datanglah malapetaka yang dahsyat memusnahkan daerah ini dengan air bah yang ganas. Setelah itu orang menamai daerah itu `kelenglengen`, yang bermakna `tenggelam` atau `terbenam`. Begitulah ceritanya asal mula nama desa itu menjadi Desa Kalenglengen.

Jenis-jenis konjungsi lainnya yang sering digunakan dalam hubungan antarparagraf adalah sebagai berikut.
1) Konjungsi yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya: begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua, dan akhirnya.
2) Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Misalnya: bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun.
3) Konjungsi yang menyatakan perbandingan. Misalnya: sebagaimana dan sama halnya.
4) Konjungsi yang menyatakan akibat atau hasil. Misalnya: oleh karena itu, jadi, dan akibatnya.
5) Konjungsi yang menyatakan tujuan. Misalnya: untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan untuk itulah.
6) Konjungsi yang menyatakan intensifikasi. Misalnya: ringkasnya, secara singkat, dan pada intinya.
7) Konjungsi yang menyatakan waktu. Misalnya: sementara itu dan kemudian.
8) Konjungsi yang menyatakan tempat. Misalnya: di sinilah dan berdampingan dengan.
*** Setiap orang akan bertambah usia, namun bukan setiap orang akan bertambah dewasa***

LANGKAH MENULIS PUISI 2

Langkah 1: Mencermati Gambar. Cermatilah gambar peristiwa yang akan dijadikan puisi
Langkah 2: Menentukan Tema. Melalui tema yang telah ditentukan, puisi yang kita susun akan terfokus pada satu masalah
Langkah 3 : Menentukan Amanat/Pesan Moral
Amanat sesuai gambar,judul, dan tema di atas adalah:
1) Menghargai jerih payah orang tua dalam mencari nafkah
2) Rusman walaupun sudah tua tetap semangat dalam bekerja, untuk itu kita yang masih muda harus lebih gigih dalam belajar maupun bekerja.
3) Mengajar kita untuk tidak mengeluh walaupun keadaan hidup kita susah
4) Mengajar kita untuk lebih peduli pada orang-orang di sekitar kita yang hidupnya susah
Langkah 4 : Mendata Objek atau Fakta
Langkah 5 : Mengubah objek atau fakta denganpilihan kata atau diksi lain
Langkah 6 : Menyusun Puisi
Langkah 7 : Membuat judul puisi
1) RUSMAN
2) LELAKI USIA SENJA
3) SEMANGAT BEKERJA DI HARI TUA

RUSMAN
Lelaki berusia senja, tubuhmu renta
Tapi kuatnya tubuhmu bagai baja
Teriknya matahari siang tak menyurutkan
Langkah kakimu yang mulai keriput

Kehidupan yang keras, memaksamu…
Mencari hidup dengan memikul alas-alas kaki
Di pundakmu yang tipis
Dengan semangat baja,
Berkeliling menyusuri jalan-jalan di Kota Kembang
Mulai dari gang sempit tempatmu berteduh

Sampai Taman Cilaki tempatmu menjual alas-alas kaki
Seharga delapan ribu rupiah alas-alas kaki per pasang
Harga yang pantas untuk kaummu yang susah
Lelaki berusia senja, tak pernah mengeluh
Keringat yang kau kucurkan
Memberikan kehidupan dan kehangatan
orang-orang terkasihmu

Lelaki berusia senja
Semangat bekerjamu bagai baja
Menegur usia muda yang tak menghargai jerih payah orang terkasihnya
Menegur usia muda yang menyia-nyiakan waktu kehidupannya
Mengajar manusia-manusia yang malas mencari hidup
Mengajar manusia-manusia memahami makna kehidupan


---------------------------------------------------------------

LANGKAH-LANGKAH MENULIS PUISI

Langkah-Langkah Menulis Puisi
Puisi merupakan ungkapan pengembaraan imajinasi oleh pengarang dengan bentuk bahasanya. Keindahan dan emosi kental mewarnai isi sebuah puisi.
Ada langkah mudah yang dapat digunakan dalam menulis sebuah puisi. Adapun langkah-langkah tersebut adalah :

1. Menentukan tema

Langkah awal dalam sebuah penulisan adalah menentukan tema yang merupakan ide dasar dalam tulisan.
Contoh tema : Taman

2. Mendeskripsikan tema (taman)

Tulislah apa saja yang terdapat dalam tema (taman), dengan kata-kata lepas seperti : bunga, kupu-kupu, mawar, lebah, rumput, kursi, dll.

3. Membuat kalimat berdasarkan pendeskripsian tema

Semua kata/dapat dipilih dibuatlah menjadi kalimat-kalimat.
Contoh :
bunga di taman itu indah sekali
Kupu-kupu terbang di taman
Bunga mawar tumbuh mekar
Seekor lebah hinggap di bunga yang mekar
Rumput hijau di sekitar taman
Kursi di bawah pohon dekat taman

4. Memilih diksi yang tepat dari kalimat yang dibuat

pagi ini ....
bunga-bunga tumbuh indah
bunga mawar menebarkan sukma aroma
kupu-kupu terpesona
lebah terpikat hingga jatuh hati padanya
Sebuah kursi di atas hamparan permadani rumput hijau
setia menunggu .......

5. Berilah judul yang sesuai dari langkah ke 4 tersebu

judul merupakan kepala tulisan, tentunya judul tidak boleh lepas atau meyimpang dari tema dan isi sebuah puisi, sehingga puisi di atas menjadi lebih lengkap.


Tamanku

pagi ini ....
bunga-bunga tumbuh indah
bunga mawar menebarkan sukma aroma
kupu-kupu terpesona
lebah terpikat hingga jatuh hati padanya
Sebuah kursi di atas hamparan permadani rumput hijau
setia menunggu .......

Rabu, 14 Juli 2010

PUJANGGA BARU

Penulis dan karya sastra Pujangga Baru

Sutan Takdir Alisjahbana
Layar Terkembang (1948)
Tebaran Mega (1963)

Armijn Pane
Belenggu (1954)
Jiwa Berjiwa
Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)

Tengku Amir Hamzah
Nyanyi Sunyi (1954)
Buah Rindu (1950)
Setanggi Timur (1939)

Sanusi Pane
Pancaran Cinta (1926)
Puspa Mega (1971)
Madah Kelana (1931/1978)
Sandhyakala ning Majapahit (1971)
Kertadjaja (1971)

Muhammad Yamin
Indonesia, Toempah Darahkoe! (1928)
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
Ken Arok dan Ken Dedes (1951)
Tanah Air

Roestam Effendi
Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan (1953)
Pertjikan Permenungan (1953)

Selasih
Kalau Ta' Oentoeng (1933)
Pengaruh Keadaan (1957)

J.E.Tatengkeng
Rindoe Dendam (1934)

KARYA SASTRA ANGKATAN 20

Pengarang dan karya sastra Angkatan Balai Pustaka
•Merari Siregar

◦Azab dan Sengsara: kissah kehidoepan seorang gadis (1921)

◦Binasa kerna gadis Priangan! (1931)

◦Tjinta dan Hawa Nafsu

•Marah Roesli

◦Siti Nurbaya

◦La Hami

◦Anak dan Kemenakan

•Nur Sutan Iskandar

◦Apa Dayaku Karena Aku Seorang Perempuan

◦Hulubalang Raja (1961)

◦Karena Mentua (1978)

◦Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)

•Abdul Muis

◦Pertemuan Djodoh (1964)

◦Salah Asuhan

◦Surapati (1950)

•Tulis Sutan Sati

◦Sengsara Membawa Nikmat (1928)

◦Tak Disangka

◦Tak Membalas Guna

◦Memutuskan Pertalian (1978)

•Aman Datuk Madjoindo

◦Menebus Dosa (1964)

◦Si Tjebol Rindoekan Boelan (1934)

◦Sampaikan Salamku Kepadanya

•Suman Hs.

◦Kasih Ta' Terlarai (1961)

◦Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)

◦Pertjobaan Setia (1940)

•Adinegoro

◦Darah Muda

◦Asmara Jaya

•Sutan Takdir Alisjahbana

◦Tak Putus Dirundung Malang

◦Dian jang Tak Kundjung Padam (1948)

◦Anak Perawan Di Sarang Penjamun (1963)

•Hamka

◦Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)

◦Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1957)

◦Tuan Direktur (1950)

◦Didalam Lembah Kehidoepan (1940)

•Anak Agung Pandji Tisna

◦Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1975)

◦Sukreni Gadis Bali (1965)

◦I Swasta Setahun di Bedahulu (1966)

•Said Daeng Muntu

◦Pembalasan

◦Karena Kerendahan Boedi (1941)

•Marius Ramis Dayoh

◦Pahlawan Minahasa (1957)

◦Putra Budiman: Tjeritera Minahasa (1951)

Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang Balai Pustaka oleh sebab banyaknya karya tulisnya pada masa tersebut.

Rabu, 16 Desember 2009

RESENSI

RESENSI

A. Pengertian Resensi

Resensi berasal dari bahasa latin yaitu kata kerja revidere atau resucere. Artinya melihat
kembali, menimbang, atau menilai. Meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian,
mengungkapkan kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku dengan maksud
memberikan informasi isi buku kepada masyarakat luas.
Istilah resensi dikenal juga dengan sebutan timbangan buku, tinjauan buku, pembicaraan
buku, dan bedah buku.
Sebenarnya, bidang garapan resensi bukan hanya buku. Bidang garapan resensi dapat
dikelompokkan menjadi 3 tiga bagian, yaitu (1) buku, baik fiksi maupun nonfiksi, (2)
pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset, (3) pameran seni,
baik seni lukis maupun seni patung.

B. Tujuan Resensi
1. Memberikan informasi atau pemahaman tentang apa yang diungkapkan dalam sebuah
buku.
2. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat
sambutan.
3. Mengajak membaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan problema
yang muncul dalam sebuah buku.
C. Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya singkat, padat, dan tegas, menarik, mudah ditangkap, dan enak
dibaca. Pemilihan karakter bahasa disesuaikan dengan karakter pembaca yang akan menjadi
sasaran. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan.
Misalnya, kalimat runtun, ejaannya benar dan tidak berpanjang lebar (bertele-tele).
D. Langkah-langkah Merensensi
Langkah-langkah merensensi buku sebagai berikut:
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku mulai dari tema buku, identitas penerbit,
siapa pengarang, dan golongan buku (ekonomi, pendidikan, bahasa dan lain-lain).
2. Membaca buku secara komprehensif, cermat dan teliti.
3. Menandai bagian-bagian buku yang dianggap khusus atau penting.
4. Membuat sinopsis atau intisari buku.
5. Menentukan sikap dan menilai organisasi penulisan isi, bahasa, dan aspek teknis.
6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi.
E. Unsur-unsur resensi
Unsur-unsur yang diresensi:
1. Membuat judul resensi menarik dan menjiwai tulisan.
2. Menyusun data buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku dan harga
kalau perlu).
3. Membuat pembukaan. Misalnya memperkenalkan pengarang dan karyanya,
membandingkan dengan buku sejenis, memaparkan sosok pengarang dan keunikan
buku, merumuskan tema buku, mengungkapkan kesan, mengajukan pertanyaan, dan
membuka dialog.
4. Tubuh dan isi resensi antara lain: sinopsis, ulasan singkat, keunggulan dan kelemahan
buku, serta tinjauan bahasa.
5. Penutup resensi.
Bagian penutup biasanya berisi buku tersebut penting untuk siapa dan mengapa.

Selasa, 22 Januari 2008

Cara Membuat Blog dengan Blogger.com

Karena banyak yg bertanya tentang apa itu blog, maka agar lebih praktis saya tuliskan saja di sini info dasar blog bagi pemula. Tulisan ini berdasarkan cara pandang saya melihat teknologi blog yg sekarang lagi tumbuh pesat diminati tidak hanya kalangan awam, tapi juga mulai merambah ke kalangan intelektual dan akademisi serta selebritis Indonesia. Di luar negeri, blog sudah berkembang sejak lama. Kita saja yg memang suka ketinggalan.1. Apa itu blog?Blog adalah situs pribadi. Berbeda dg website yg setiap memposting harus susah payah memakai kode ekstensi .html .php, .asp, dll, blog merupakan otomatisasi dari semua ekstensi tsb. Sehingga karena sudah diotomatisasi, maka kita-kita semua yg lugu teknologi menjadi ostosmastis dapat memposting apa yg kita inginkan persis seperti kita memposting email ke teman atau ke milis.Dan karena kemudahan inilah, maka semua orang yg tahu internet dapat membuat blog atau situs pribadi; sama halnya dg memiliki email. Tak heran apabila pemilik blog bervariasi: mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar klewer, cewek-cewek "ramah" di pasar senggol, sampai profesor dan menteri-menteri.2. Bagaimana cara membuat blog?Seperti halnya email, buat account dulu di free blog provider (pemberi hosting/domain blog gratis). Yg paling populer adalah http://www.blogger.com. Bagi Anda yg sudah agak melek-huruf teknologi bisa juga buat account di http://www.wordpress.com dan http://blogsome.com. Selain yg dua ini masih banyak penyedia blog gratis yg bisa Anda ketahui kemudian. Ikuti pentunjuk step-by-step ketika mendaftar.3. Setelah selesai register/sign-up di http://blogger.com, anda dapat mulai memposting/mempublish apapun yg Anda inginkan di blog: mulai dari curhat, puisi, cerpen, tulisan serius sampai yg canda.

Panduan Dasar Menulis Esai

Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.Struktur Sebuah EsaiPada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:1. Paragraf pertama: Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.2. Paragraf kedua sampai kelima: Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.3. Paragraf kelima (terakhir): Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembacaLangkah-langkah membuat Esai1. Memilih TopikBila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.2. Tentukan TujuanTentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.3. Tuliskan Minat AndaJika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.4. Evaluasi Potensial TopikJika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.5. Membuat OutlineTujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
1. Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas
2. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya
3. Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
· Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
· Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca
· Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
4. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama
6. Menuliskan TesisSuatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:
· Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
· Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
7. Menuliskan Tubuh EsaiBagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
· Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”
· Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
· Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi
· Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
· Setelah menuliskan tubuh tesis, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
8. Menulis Paragraf Pertama
· Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
· Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
· Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
· Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
· Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.
· Tutup paragraf anda dengan pernyataan tesis anda.
9. Menuliskan KesimpulanKesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.10. Memberikah Sentuhan Akhir
· Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.
· Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya
· Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
· Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?
· Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya
· Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.
Sumber: Guide to Writing a Basic Essay, Index of Literary TermsIngin mengetahui lebih banyak tentang cara membuat esai yang berkualitas atau ada pertanyaan lebih lanjut? Silahkan menghubungi kami.
All rights reserved.
Dunia Esai




Kumpulan esai, makalah, dan artikel dalam Bahasa Indonesia
geovisit();